Sinopsis Sinetron Marisa episode 9
Kamis, 6 January 2011
Adam tetap pergi dari rumahnya meskipun Silvia sudah mencegahnya.
Adam minta agar Ardi mengizinkan menumpang di rumahnya. Ardi minta maaf karena Nesya pasti tidak setuju karena Adam adalah kakak Marisa dan Nesya tidak suka semua hal yang berhubungan dengan Marisa. Adam mengerti.
Nesya bilang pada Ardi ia tidak bisa hamil dan punya anak. Ardi bilang tidak masalah. Nesya minta agar mereka mengadopsi anak karena ingin menjadi keluarga yang utuh bersama Ardi. Ardi tidak setuju karena Ardi tidak mencintai Nesya dan tidak mengharapkan anak kandung ataupun anak adopsi bersama Nesya.
Nesya sangat sedih mendengar kata – kata Ardi, lalu Nesya mengancam akan bunuh diri. Orang tua Nesya masuk karena mendengar rebut – rebut antara Nesya dan Ardi. Nesya lalu menyayat nadi tangannya.
Marisa minta maaf pada Erwin karena diam – diam pernah menengok Ardi saat di rumah sakit. Marisa bilang benar – benar ingin memperbaiki hubungannya dengan Erwin. Marisa bilang memang dulu Ardi pernah datang ke rumah tapi Marisa bilang ia mengusirnya. Erwin bilang ia tahu semuanya karena ia melihatnya.
Marisa minta waktu agar bisa makan malam bersama Erwin dan mengundang Nenek, Anya dan yang lainnya. Erwin tanya kenapa harus mengundang semuanya? Marisa bilang ia hanya ingin memperlihatkan pada Nenek bahwa hubungannya dengan Erwin baik – baik saja.
Marisa bertemu dengan Lidya. Lidya bilang Erwin akan meninggalkan Marisa dan kembali padanya. Marisa bilang itu tidak mungkin. Lidya marah dan mencakar tangan Marisa dengan kukunya.
Erwin melihat tangan Marisa yang terluka dan tanya kenapa? Marisa bilang ia tadi bertemu dengan Lidya. Mendengar kata Lidya Erwin langsung pergi.
Erwin marah dan menemui Lidya. Lidya mengakui kalau ia menyakiti Marisa. Erwin minta agar Lidya jangan pernah menyakiti Marisa sekecil apapun. Erwin lalu mengambil mobil yang dulu diberikan pada Lidya.
Lidya menghubungi Marisa dan marah karena mengira Marisa telah menghasut Erwin untuk mengambil mobil yang dulu pernah diberikan padanya.
Lidya melihat Erwin, Marisa, Nenek, Anya dan Silvia yang sedang makan bersama dan keliahatan bahagia. Lidya mengambil batu lalu melemparkannya pada kaca dan pecahan kaca itu mengenai Marisa.
Erwin langsung menemui Lidya ke rumahnya dan marah. Erwin memecahkan kaca juga lalu menyuruh Lidya memungut pecahan kaca itu. Pecahan kaca itu melukai Lidya. Erwin bilang sekarang Lidya tahu gimana rasanya sakit.
Tasya sakit, Silvia sangat khawatir.
Lidya sangat marah karena Erwin tidak mau membelikannya lagi mobil dan lebih perhatian pada Marisa.
Erwin memberikan hadiah pakaian bayi pada Marisa. Lidya melihat hal itu dengan sangat tidak senang.
Lidya menculik Marisa.
Erwin menemukan Rio sedang bersama dengan Lidya. Erwin sangat marah dan memukul Rio. Lalu Erwin membawa Lidya keluar dan mengikatnya di pohon.
Ardi menyuapi Nesya yang sedang dirawat. Ardi minta agar Nesya jangan berbuat nekat lagi dan ia akan menuruti semua kemauan Nesya. Nesya bilang ia tetap ingin mengadopsi anak dan Ardipun mengiyakan.
Silvia minta Adam datang ke rumah sakit karena Tasya sedang sakit. Adam menyuruh agar minta tolong pada Dila saja, karena orang tua Silvia lebih suka Dila yang jadi ayah Tasya.
Silvia sangat sedih dan bilang pada Anya kalau Adam tidak mau datang.
Adam akhirnya datang. Orang tua Silvia sangat marah melihat Adam yang baru datang sedangkan Dila selalu menemani Tasya meskipun Tasya bukan anak kandungnya. Adam tidah tahan lagi karena selalu disbanding – bandingkan lalu mengusir orang tua Silvia dan Dila dan bilang meskipun miskin tapi Adam masih punya harga diri.
Lidya menghubungi Rio dan minta tolong karena Erwin mengikatnya. Rio datang menyelamatkan Lidya. Rio bilang ia benar – benar mencintai Lidya dan Lidyapun bilang ia benar – benar nyaman dekat Rio.
Adam bilang ia akan berusaha menjadi suami dan ayah yang baik. Silvia juga bilang kalau ia sudah mengambil keputusan tidak mau jadi boneka orang tuanya yang disuruh mendekati lelaki kaya. Silvia bilang ia sadar kalau yang dicintainya adalah Adam.
Rian melihat Marisa dan Ardi yang sedang berdansa.
0 comments:
Post a Comment