Saturday, October 2, 2010

Putri Yang Ditukar episode 11

Sinopsis Putri Yang Ditukar episode 11

Utari memarahi Amira yang telah mendonorkan darahnya untuk Prabu, Aini membela Amira.

Wisnu mengantarkan makanan buat Zahira, Zahira memegang tangan Wisnu dan minta dilepaskan. Wisnu berkata, dia melakukan semuanya hanya untuk kebahagiaan Zahira. Wisnu berhasil lepas dari pegangan Zahira.


Meskipun tadi Zahira sempat melukai tangan Wisnu. Wisnu pergi, dia merasa beruntung karena Zahira tidak sempat melihat wajahnya. Sementara itu Arman terus mencari keberadaan Zahira.

Meisya dan Selena akan melaporkan perihal gantungan kunci itu ke kantor polisi. Karena mereka piker, Prabu pasti akan senang jika mereka melaporkan orang yang berniat jahat kepadanya ke kantor polisi. Wisnu mendengar semua itu, dia berniat akan menggagalkan rencananya.

Selena menggantungkan gantungan kunci itu ke HP Meisya, Meisya melarangnya karena pasti nanti hanya akan membuat mereka sial. Meisya ke kamar mandi dan menitipkan HP nya ke Selena.


Selena meninggalkan HP dan tasnya karena ingin mengambil pesanan minuman yang sudah lama tapi belum datang juga.


Wisnu yang melihat Selena pergi langsung menuju HP itu dan langsung berniat akan mengambil gantungan itu dari HP. 

Selena akan kembali ke mejanya, tetapi Selena tabrakan dengan orang yang tiba – tiba berdiri sehingga memberi kesempatan Wisnu untuk melepas gantungan HP itu.


Gantungan HP itu akhirnya lepas. Selena yang kembali, kaget melihat gantungan di HP nya hilang.

Arman terus mencari Zahira. Zahira berteriak minta tolong dan Arman mendengar suara Zahira. Akhirnya Arman menemukan Zahira. Arman menanyakan kepada Zahira, bagaimana kejadian Zahira sampai diculik? Zahira bilang dia di bius dan pingsan. Zahira ingat orang yang mencoba membiusnya itu adalah laki – laki yang menggunakan tongkat dan tangannya gemuk. Zahira juga bilang saat laki – laki itu akan memberinya makan, Zahira sempat memegang tangannya dan melukai tangan lelaki itu.

Arman bilang laki – laki itu pasti Pak Wisnu, karena ciri – ciri yang Zahira katakan sangat persis dengan pak Wisnu. Zahira bilang , sekarang tidak penting siapa orang yang berniat jahat kepadanya itu. Yang penting adalah sekarang Arman mengantarkannya ke Rumah Sakit, karena Zahira sangat kahwatir kepada keadaan ayahnya yang sedang kritis.

Ihsan bermimpi tentang Amira dalam tidurnya, Ihsan terus mendengar kata – kata “AYAH JELEK” dalam mimpinya. Ihsan masih tidak ingat suara siapa yang ada dalam mimpinya itu. Ihsan sangat penasaran.


Amira meminta maaf pada ibunya, tetapi ibunya tidak juga membuka pintunya.


Utari sangat kesal karena Amira lebih memilih menolong orang yang telah membunuh ayahnya. Amira bilang kalau dia melakukan semua itu bukan karena ia kasihan pada Prabu, tetapi karena ia saying pada ibunya, saying pada Utari.


Ihsan berjalan dan sampai ke depan rumah Utari dan Amira. Ibu leny melihat ke kamar Rizky dan Rizky tidak ada di kamarnya, ibu Leny sangat khawatir. Ihsan merasa aneh kenapa dia bisa berjalan dan tiba – tiba sampai di rumah itu. Ihsan ingat ini adalah rumah yang sama yang ia datangi dulu tanpa ia sadari. Ihsan akan mengtuk rumah itu tetapi tiba – tiba HP ihsan berbunyi.

Ibu Leny menelepon Ihsan dan bilang kalau Rizky tidak ada di kamarnya dan barang – barangnya juga tidak ada. Ibu Leny bilang ke Ihsan mungkin Rizky marah dan ia pergi dari rumah. Ihsan menenangkan Leny dan bilang dia akan segera pulang.

Amira merasa ada ayahnya di luar. Amira pergi ke luar memanggil – manggil dan mencari – cari ayahnya. Utari juga keluar dengan sedih, ia mendengar Amira memanggil – manggil ayahnya. Amira mencari Ihsan, sedangkan Ihsan ada dibelakangnya, tetapi tidak melihatnya.

Akhirnya Amira bilang kepada Utari tentang gantungan kunci, yang akan dijadikan bukti oleh Meisya untuk menuduh Utari dan Amira atas percobaan pembunuhan pada Prabu. Amira akhirnya mau mendonorkan darahnya untuk Prabu karena Amira tidak mau Ibunya di penjara. 

Amira bilang dia rela kalau Amira saja yang di penjara, tetapi Amira tidak tega kalau harus melihat ibunya di penjara. Akhirnya Utari minta maaf kepada Amira, karena telah salah paham.

Utari dan Amira menemukan gantungan kunci itu dibawah taplak meja. Utari marah karena mengira Amira telah berbohong, hanya untuk menolong Prabu. Amira bilang gantungan kunci ada pada Meisya yang digunakannya untuk mengancam Amira, tetapi Utari melihat gantungan kunci itu ada di rumahnya.

Amira di usir oleh Utari, karena menganggap Amira itu lebih menolong pembunuh ayahnya. Utari bilang kalau ayahnya sangat mencintai Amira, tetapi sekarang Amira hanya bisa menyakiti ibunya dengan cara menolong orang yang telah membunuh ayahnya untuk selamanya.

Keadaan tiba – tiba hujan deras. Amira terus berada dibawah hujan untuk membuktikan kalau Amira tidak berbohong, Amira ingin ibunya percaya kepada Amira. Utari melihat Amira yang kedinginan karena kehujanan, Utari takut Amira menjadi sakit.

Utari mendatangi Amira. Amira senang karena ibunya percaya ma dia. Tetapi Amira kecewa, karena ibunya malah menyuruh Amira pergi dari situ karena ibunya masih kecewa karena Amira telah menolong Prabu.

Akhirnya Amira pergi dari rumah ibunya. Amira berkata dalam hati apakah ayahnya juga akan membenci Amira, padahal Amira tidak berbohong. Ini semua hanyalah kesalahpahaman.

Amira berjalan, disepanjang jalan Amira memanggil – manggil ayahnya. Di Rumah Sakit Prabu sepertinya mendengar suara yang memanggil – manggil dirinya Ayah. Prabu mencoba menggerakan tangannya. Amira terus memanggil – mangil Ayah, sepertinya mulai ada ikatan anak dan ayah antara Prabu dan Amira.

Amira pingsan. Risky juga sedang berjalan karena pergi dari rumah. Rizky melihat orang – orang sedang berkerumun. Rizky melihat ternyata orang – orang itu sedang melihat Amira yang pingsan. Akhirnya Rizky membawa Amira.

Prabu akhirnya sadar dari komanya. Prabu bertanya pada perawat, sedang ada dimana dirinya? Perawat itu memanggil dokter. Dokter bilang bahwa Prabu sekarang sudah melewati masa kritisnya. Dokter itu memanggil keluarganya.

Prabu menanyakan Zahira pada Aini. Karena Prabu bilang akan berterimakasih kepada Zahira, karena Zahira telah mendonorkan darahnya untuk Zahira. Aini bingung. Prabu bilang hanya Zahira lah yang darahnya sama dengan Prabu. Karena waktu kelahiran Zahira, dokter pernah mengatakan kalau Zahira itu golongan darahnya sama dengan Prabu.

Selena bilang kenapa Prabu yakin sekali kalau Zahira yang mendonorkan darahnya? Meisya juga akan bilang Zahira bukan orang yang mendonorkan darahnya, karena Zahira malah pergi saat Prabu kritis.

Pada saat itu Zahira datang dan memeluk Prabu. Prabu sangat berterimkasih kepada Zahira. Zahira bingung karena Zahira tidak melakukakan apa – apa. Prabu bertanya lalu siapa yang mendonorkan darah untuknya? Aini menjawab Amira lah yang telah mendonorkan darahnya.

Prabu sangat marah sekali saat mendengar bahwa Amiralah yang telah mendonorkan darah untuknya. Prabu sangat marah kenapa keluarganya membiarkan darah Amira mengalir kepada tubuhnya. Prabu sangat marah sekali karena Prabu tidak rela ada darah Amira di dalam tubuhnya, akhirnya Prabu pingsan karena kondisinya belum stabil. Dokter menyuruh semua keluarga keluar dan supaya tenang, biar kondisi Prabu stabil.

Risky membawa Amira ke Rumah Sakit yang sama dengan Prabu di rawat. Risky akan melakukan administrasi untuk Amira, saat itu Aini melihat Rizky. Aini menanyakan kepada Rizky siapa yang sakit? Rizky bilang Amira sakit. Aini melihat keadaan Amira. Aini minta Rizky menjaga Amira, sementara Aini akan bilang pada keluarga Amira kalau Amira di rawat.

Arman menyuruh Zahira supaya Zahira mengatakan semuanya kepada keluarganya. Tetapi Zahira bilang dia tidak mau membuat orang tuanya cemas tentang penculikan yang menimpa dirinya.

Aini melihat Arman dan Zahira, lalu Aini pamit karena akan ke rumah Amira untuk mengatakan pada ibunya kalau Amira sakit. Zahira kaget mendengar Amira di rawat.

Rizky menjaga Amira dan bilang kalau Amira selalu membuat dirinya sial. Tetapi Rizky juga bilang kalau melihat Amira itu sangat kasihan, karena hidupnya selalalu menderita.

Arman dan Zahira masuk untuk melihat Amira. Zahira kaget karena ada Rizky yang sedang menunggui Amira. Zahira bilang kenapa Rizky ada disini? Rizky bilang dia menemukan Amira pingsan di jalan dan membawanya ke rumah sakit. Rizky minta Zahira dan Arman mendoakan untuk kesehatan Amira. Zahira sangat cemburu melihat Rizky yang tampak perhatian pada Amira.

Utari sedang menangisi kepergian Amira. Wisnu bilang Utari tidak usah sedih, karena Amira pantas pergi karena Amira telah menolong orang yang telah membunuh ayahnya. Utari bilang meskipun begitu, ia tetap khawatir karena Amira adalah anak kandungnya.

Wisnu dengan keras bilang kalau Amira bukan anak kandung Utari. Utari kaget mendengar perkataan Wisnu. Utari mengatakan kenapa Wisnu mengatakan itu? Padahal Utari lah yang telah mengandungnya dan melahirkannya. Wisnu akan bilang ke Utari hal yang sebenarnya, tetapi Wisnu berubah pikiran. Wisnu berpikir belum saatnya untuk Wisnu membeberkan semuanya pada Utari. Wisnu mengatakan pada Utari dia hanya kesal pada Amira karena Amira telah menjadi anak durhaka. Sehingga Amira tidak pantas menjadi anak kandung Utari.

Tiba- tiba Aini datang. Utari sangat marah melihat Aini. Aini bilang ini bukan saatnya untuk bertengkar. Aini bilang dia hanya ingin memberitahu kalau Amira sedang di rawat di rumah sakit. Utari sangat sedih mendengar hal itu. Utari bergegas ke rumah sakit. Wisnu juga berniat akan pergi ke rumah sakit karena ia harus memantau keadaan di rumah sakit.

Leny diberitahu kalau ada orang yang melihat Rizky di rumah sakit. Ihsan memaksa ikut, Leny sudah melarangnya dengan bilang orang itu belum tentu Rizky. Ihsan memaksa, dan Leny pun akhirnya membiarkan Ihsan ikut ke rumah sakit.

Prabu minta dipanggilkan Zahira. Meisya sangat sedih, karena kehadirannya selalu tidak di anggap. Selena mengatakan kalau Meisya lah yang telah meminta Amira untuk mendonorkan darahnya pada Prabu, bukan Zahira.

Mendengar hal itu, Prabu malah makin marah pada Meisya. Prabu bilang kenapa Meisya membiarkan darah Amira mengalir di tubuhnya. Selena dan Meisya sangat kaget, kenapa Prabu malah marah. Seharusnya Prabu senang dengan apa yang dilakukan Meisya.

Meisya membela diri, Meisya minta tolong Amira hanya karena khawatir melihat keadaan ayahnya yang kritis. Meisya bilang dia mengancam Amira dengan gantungan kunci. Meisya bilang dia menemukan gantungan kunci milik ibunya Amira yang ditemukan di lokasi kejadian Prabu kecelakaan. Meisya mengancam akan melaporkan Utari dan Amira, dengan gantungan kunci sebagai buktinya.

Prabu lalu ingat, dirinya sempat menggenggam sesuatu di lokasi kejadian sebelum pingsan. Prabu berpikir mungkin yang digenggamnya saat itu adalah gantungan kunci yang dimaksud Meisya.

Prabu meminta gantungan kunci itu dari Meisya, karena akan membawanya ke kantor polisi dan akan menjadikannya bukti bahwa ada orang yang telah mencoba mencelakainya. Meisya bilang gantungan kunci itu hilang. Prabu sangat marah karena Meisya ceroboh, sehingga bukti penting bisa hilang.

Utari melihat dan menangisi keadaan Amira yang terbaring di rumah sakit. Utari menyalahkan Aini. Utari bilang kalau Amira tidak mendonorkan darahnya untuk Prabu, Utari tidak akan sampai mengusirnya. Aini juga sangat sedih melihat kedaan Amira. Sementara itu Wisnu hanya memperhatikan keadaan.

sumber: www.youtube.com

Note:


1.lihat di youtube katanya orang yang biasa mengupload sinetron Putri Yang Ditukar, untuk empat minggu kedepan tidak bisa mengupaload karena sedang sibuk dengan kerjaannya. berarti saya juga tidak bisa bikin recaps nya, karena saya tidak bisa lihat PYD live.)


2.gambar untuk episode 11 ini hanya sedikit, karena saya menontongnya langsung, dan hanya sempat ng'download ep 11 part 1 dan 2 saja, jadi untuk gambarnya hanya sedikit.

Related Posts by Categories



Widget by Scrapur

0 comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Read This!!!