Sunday, October 17, 2010

Putri Yang Ditukar episode 33 dan 34

Sinopsis Putri Yang Ditukar episode 33 dan 34


Aini kaget memanggil Prabu dan kaget saat melihat Prabu dan Amira berpelukan.

 Aini berterimakasih karena Prabu sudah menghibur Amira yang sedang  sedih dan Aini mengajak Amira untuk makan bersama. Prabu mengiyakan karena ingin buat Aini senang.
 Aini, Prabu dan Amira sedang makan bersama. Amira merasa sedih karena ia malah makan bersama dengan Prabu dan Aini. Amira berpikir kalau sebaiknya ia pergi.
 Ihsan mencari Amira dan tak sengaja ia melihat Amira sedang makan bersama dengan akrab bersama Aini dan Prabu. Ihsan merasa dia sudah salah paham terhadap Amira. Ihsan mengira Amira mendekati Ihsan hanya karena ingin mengelabui Ihsan dan melaporkannya pada Prabu.
 Aini tak sengaja melihat Ihsan yang sedang menatap mereka dari luar. Aini memanggil Ihsan. Amira kaget.
 
 Prabu bilang Ihsan itu sudah meninggal. Tetapi Aini tetap pergi dan mencari Ihsan. Aini kehilangan jejak Ihsan dan Aini menangis. Prabu bilang kalau Aini harus sadar karena Ihsan sudah meninggal dan mereka pun hadir disaat pemakaman Ihsan.
Aini bilang pada Prabu dan yakin kalau itu Ihsan. Prabu sangat marah karena Aini berani memperlihatkan kalau ia sangat kehilangan Ihsan di depan mata kepalanya sendiri. Prabu bilang pada Aini ia akan pergi bersama atau tanpa Aini sekalipun. Aini masih tetap menangis. Prabu pergi.
 Amira mengejar Prabu. Prabu bilang kepada Amira, sekarang Amira tahu kan alasan Prabu sangat membenci Ihsan.
 Amira bilang, itu bukan alasan yang tepat untuk Prabu membunuh ayahnya. karena itu sama saja dengan memisahkan seorang anak dari ayahnya, dari keluarganya. Prabu tidak terima, dan Ia bilang kalau selama pernikahannya dengan Aini, Prabu sudah bosan kalau ia terus – terusan hidup dibayang – baying Ihsan. Prabu bilang kalau Ihsan itu seperti kotoran yang selalu menempel dipikiran Aini.
 Aini bangkit dan ia bilang pada Amira kalau yang tadi itu benar – benar Ihsan. Amira dengan tegas dan bilang kalau orang itu bukan ayahnya, karena ayahnya telah meninggal. Aini tidak terima. Prabu membentak Aini dan bilang kalau Amira saja sebagai anaknya bilang kalau Ihsan sudah meninggal. Prabu minta Aini kembali ke tempat mereka makan tadi.
 Zahira sedang dilemma, ia merasa akhir – akhir ini semuanya terasa membingungkan. Dan Zahira merasa kalau dia bukan anak Prabu.
 Tiba – tiba HP Zahira berbunyi. Ternyata itu dari petugas yang memberitahu kalau hasil Lab Zahira telah keluar. Meisya mendengarkan pembicaraan Zahira ditelepon. Zahira sangat takut karena hasil Lab nya telah keluar. Zahira sangat takut kalau ketakutannya akan benar – benar terjadi
 Meisya merebut telepon dari Zahira. Arman datang untuk merebut kembali HP Zahira. Meisya sangat kesal karena HP itu sudah dimatikan dari petugas labnya. Meisya menyuruh Zahira jujur kalau ia test DNA ulang, tetapi Zahira mengelak dan bilang hasil test lab itu tidak ada hubungannya dengan tes DNA.
 Arman membentak Meisya dan bilang kalau Meisya jangan pernah ganggu Zahira lagi. Meisya balik marah pada Zahira dan bilang Meisya bisa saja mencari tahu sendiri dan Zahira harus mempertanggungjawabkan perbuatannya. 
 Meisya juga bilang kalau Zahira jangan hanya sembunyi dibah perlindungan Arman yang hanya seorang pembantu.
 Aini tidak percaya dengan omongan Amira yang bilang kalau Ihsan itu sudah meninggal. Amira menganggap Amira hanya takut pada Prabu, tetapi sebenarnya Amira mungkin saja tahu kalau laki – laki itu benar – benar Ihsan dan ayahnya. dan bisa saja kalau sebenarnya Ihsan dan Amira telah berkumpul bersama. Aini berniat mencari tahu ke rumah Amira.
 Ihsan sedang di bus dalam perjalanan. Ihsan bernita ia ke rumah Amira karena ingin menanyakan perihal kaos yang bertuliskan ayah jelek pada Amira.
 Aini melihat Ihsan yang ada di dalam bus. Aini turun dari mobilnya dan tidak mempedulikan supir yang memanggilnya. Aini akhirnya berhasil masuk ke dalam bus dan Aini mencari – cari Ihsan.
 Tetapi Aini kehilangan jejak kembali, karena Ihsan telah turun dari bus itu.
 Amira berjalan dan akan menunggu bus, dia akan pergi ke rumah Rizky. Sementara itu Ihsan akan pergi ke rumah Amira, tetapi Amira tidak sempat bertemu dengan Ihsan karena terhalang oleh para kuli yang membawa papan.
 Amira menghentikan bus, tetapi Amira mengurungkan niatnya karena melihat Aini yang turun dari bus.
Aini menangis dan Amira tanya kenapa. Aini bilang dia sangat sedih karena kembali kehilangan jejak Ihsan. Amira bilang Ihsan itu sudah benar – benar meninggal. Aini memaksa Amira agar percaya. Amira mengajak Aini pergi karena tidak enak berbicara di pinggir jalan.

 Ihsan mengetuk rumah Amira, tetapi tidak ada yang membuka pintu. Akhirnya Ihsan pergi dan ke tempat Amira dan Aini tadi bicara.
 Aini dan Amira tiba di café. Aini bertanya pada Amira dimana Ihsan? Amira bilang Ihsan sudah meninggal. Aini janji pada Amira, dia tidak akan mengganggu Amira, dia hanya ingin melihat dari kejauhan. Aini hanya ingin meyakinkan kalau itu Ihsan atau bukan.
 Amira sangat bingung, karena dia sendiri ragu itu Ihsan atau bukan.
 Prabu datang ke lokasi yang disebutkan oleh supir Aini.
 Prabu mendengarkan pembicaraan antara Amira dan Aini. Prabu sangat sedih karena ternyata Aini pergi untuk menemui Amira dan untuk mengetahui perihal Ihsan.
 Amira bilang pada Aini, kalau Aini udah memilih Prabu berarti Aini harus melupakan Ihsan. Karena Aini hanya akan menyakiti orang – orang disekitar Aini. Aini harus melihat ke depan dan bersyukur karena Aini masih punya keluarga lengkap. Ada Zahira yang sangat sayang sama Aini. Ada Prabu yang mencintai Aini.
 Prabu hanya mendengarkan Amira bicara dari kejauhan. Aini bilang dia tidak pernah berpikiran sampai ke sana. Amira bilang dia mungkin di utus untuk mengingatkan Aini karena ada saatnya orang itu tidak sadar dengan apa yang mereka miliki.
 Prabu memenggil Aini dan mengajaknya pulang. Prabu bilang Aini tidak mau kan membuat Zahira khawatir karena Aini pergi pagi – pagi tanpa pamit pada Zahira. Aini mengikuti Prabu.
 Amira sedang di jalan. Lalu Prabu datang menghampiri. Amira bilang seharusnya Prabu mengantar Aini. Prabu bilang dia mengantarkan Aini pulang ke rumah dan ia kembali untuk menemui Amira. Ia ingin berterimakasih kepada Amira, karena berkat Amira Aini berhenti mencari Ihsan.
 Prabu menanyakan apa tujuan Amira sebenarnya. Prabu bilang Amira yakin kalau ia yang membunuh Ihsan, tetapi Amira masih saja bersikap baik pada Prabu, Prabu yakin Amira hanya ingin membuat Prabu bersalah. Amira menanyakan kenapa Prabu berpikiran seperti itu? Amira bilang dia tahu kalau Prabu yang membunuh ayahnya tetapi ia tulus pada Prabu. Karena ia melihat Prabu sebenarnya orang yang baik.
 Prabu bilang kalau Amira itu terlalu polos dan muda, dan ada kalanya orang harus bertahan hidup dengan cara berbohong. Amira bilang dan yakin masih ada cara yang bisa dilakukan untuk bertahan meskipun ga berbohong. Prabu harus percaya itu.
 Amira bilang kalau pembicaraan mereka sudah melebar kemana – mana. Amira pamit pada Prabu karena harus pulang.

 Amira pergi. Prabu bilang kalau Prabu sangat sayang sekali pada Amira.
Full Credit to: www.youtobe.com , RCTI channel dan kyazid85pc4 Channel

Related Posts by Categories



Widget by Scrapur

0 comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Read This!!!