Sinopsis Sinetron Kemilau Cinta Kamila 3 episode 39 dan 40
Haris dan Laras bingung karena Bu Tini tidak mau berbicara dengannya. Bu Tini bilang dia sangat marah karena Haris dan Laras sangat memperhatiakn Taufan. Tiba - tiba telepon rumah berbunyi, bu Tini pamit untuk mengangkatnya. Bu Tini sangat senang karena itu adalah telepon dari Kamila yang memberi tahu kalau dia sudah menuruti nasihatnya dan berhasil. Kamila dan Fadil sudah berbaikan. Bu Tini turut senang dan menasihati Kamila lagi agar jangan lupa untuk menjauhi Taufan.
Haris dan Laras bingung karena Bu Tini tidak mau berbicara dengannya. Bu Tini bilang dia sangat marah karena Haris dan Laras sangat memperhatiakn Taufan. Tiba - tiba telepon rumah berbunyi, bu Tini pamit untuk mengangkatnya. Bu Tini sangat senang karena itu adalah telepon dari Kamila yang memberi tahu kalau dia sudah menuruti nasihatnya dan berhasil. Kamila dan Fadil sudah berbaikan. Bu Tini turut senang dan menasihati Kamila lagi agar jangan lupa untuk menjauhi Taufan.
Kamila merasa berat untuk menjauhi Taufan, Tetapi kamila akan melakukan apapun untuk keutuhan rumah tangganya dengan Fadil.
Haris sangat kaget mendengar kalau Kamila makan malam romantis dengan Fadil. Haris mengira itu adalah Taufan, Haris tidak tahu kalau yang makan malam dengan Kamil itu adalah Fadil yang asli. Haris minta tolong agar Bu Tini jangan terus - terusan mencampuri rumah tangganya Kamila dan Fadil. Bu Tini heran dengan sikap Haris, dulu saat dirinya menyuruh Kamila pisah dengan Fadil, Haris melarang, sekarang saat dirinya ingin mendekatkan Kamila dan Fadil, Haris juga melarang.
Taufan dan Effendi sangat senang karena Fadil akhirnya kembali ke rumah sakit. Effendi bilang Fadil sangat nekat sekali. Taufan berterimakasih kepada Effendi karena telah menolong sandiwaranya. Effendi bilang dia terpaksa melakukan semua itu. Effendi minta Taufan sering - sering membawa Kamila bertemu dengan Fadil. Taufan bilang itu adalah masalahnya, karena Ambar sama dengan yang lainnya yaitu salah paham dengan kedekatan Fadil dan Kamila, karena mengira Kamila dekat dengan Taufan.
Ibunya Edo dan Edo membawa Cantik ke rumah sakit. Indy datang ke rumah Edo, pembantu Edo bilang Edo sedang ke rumah sakit. Indy bertanya memang siapa yang sakit? pembantu itu bilang cucu majikannya yang sakit. Indy pergi.
Kamila menanyakan apa Fadil (Taufan) akan sarapan di rumah? Fadil (Taufan) bilang dia tidak sempat pulang ke rumah dan sedang berada di klinik. Kamila bilang dia akan pergi ke klinik untuk mengantarkan sarapan untuk Fadil (Taufan). Taufan memberi tahu Fadil kalau Kamila akan ke klinik, Fadil menyuruh Taufan segera ke klinik, karena tidak mau Kamila salah paham.
Indy mengikuti Edo ke rumah sakit. Edo bilang pada ibunya kalau ia merasa diikuti oleh Indy. Ibunya Edo bilang itu hanya perasaannya Edo saja. Edo akan mencari Indy, tetapi perawat itu memanggil. Ibunya Edo mengajak Edo masuk, karena sekarang sudah giliran si Cantik. Edo terlihat enggan karena ingin mencari Indy.
Fadil (Taufan) bertanya pada suster, apa istrinya sudah datang. suster itu bilang kalau istrinya sudah datang dan sekarang sedang menujun ruangan Fadil (Taufan). Fadil (Taufan) sangat takut, lalu Fadil (Taufan) buru - buru menuju ruangannya karena tidak mau didahului oleh Kamila. Fadil (Taufan) sudah berada di ruangannya dan bertingkah seolah - olah dia sudah lama datang, tidak lama kemudian Kamila datang. Fadil (Taufan) terlihat shock karena Kamila membawa nasi goreng brokoli yang paling tidak dia suka, tetapi merupakan makanan kesukaan Fadil yang asli.
Kamila menanyakan cincin pernikahannya pada Fadil (Taufan), Fadil (Taufan) bilang mungkin cincinnya ketinggalan di rumah sakit. Kamila minta tolong agar Fadil (Taufan) jangan sampai lupa menggunakan cincinnya, karena itu sangat berarti. Fadil (Taufan) bilang dia akan mengambil cincinnya kembali. Kamila sangat sedih dan merasa rumah tangganya yang sudah membaik kini renggang kembali.
Taufan menghubungi Fadil dan menanyakan apa cincin pernikahannya ada di Fadil. Fadil mengiyakan dan Taufan sangat senang. Taufan bilang Kamila sangat marah karena cincin itu, Fadil bilang Kamila pasti marah karena cincin itu sangat berarti bagi pernikahan mereka.
Ambar dan Tama datang, Fadil sangat ketakutan akan ketahuan kalau ia memakai cincin. Fadil melepaskannya dan melemparkannya perlahan - lahan. Effendi datang dan minta tolong agar Tama dan Ambar keluar karena Fadil (Taufan) akan diperiksa. Ambar melihat cincin yang ada dibawah, Fadil sangat ketakutan. Ambar sangat marah karena Fadil ceroboh sekali meninggalkan cincin pernikahannya di rumah sakit, Ambar bilang kalau kamila tahu pasti akan marah.
Fadil (Taufan) datang ke rumah sakit dengan terburu - buru, di sana ada Tama dan Ambar. Fadil (Taufan) pamit akan pergi menemui Taufan (Fadil). Ambar bilang pasti Fadil (Taufan) ingin menemui Taufan (Fadil) karena ingin mencari cincin. Ambar memberikan cincinnya pada Fadil (Taufan). Ambar bilang agar Fadil (Taufan) jangan sampai menjatuhkannya lagi. Fadil (Taufan) salah memakaikan cincin ke jarinya sendiri, Tama mengingatkan agar jangan salah memakai karena akan salah artinya. Ambar merasa aneh Fadil (Taufan) bisa sampai dua kali lupa akan cincinnya.
Kamila terus memikirkan tentang Fadil (Taufan) yang lupa memakai cincinnya dan kenapa bisa ketinggalan di rumah sakit, Kamila menenangkan dirinyya sendiri agar jangan curiga pada Fadil (Taufan).
Suster masuk ke ruangan Fadil (Taufan) dan memberikan paket untuk Fadil (Taufan) kepada Kamila. Kamila menerima paket itu dan melihat pengirimnya dari Andara. Andara menghubungi Taufan dan menanyakan apa Taufan sudah menerima paketnya. Taufan bilang dia sedang di jalan dan Taufan bilang dia sangat takut kalau Kamila yang sedang di klinik tahu tentang paket itu dan cemburu. Taufan marah pada Andara, Andara balik marah dengan cara menutup telepon. Taufan sangat kesal.
Fadil (Taufan) datang kembali ke klinik dan berjanji akan terus memakai cincinnya. Kamila senang dan bilang kalau Fadil (Taufan) sampai lupa lagi memakai cincinnya maka dia akan benar - benar marah. Kamila bilang ada kirimin paket dari Andara. Fadil (Taufan) bilang tadi Andara sudah menghubunginya dan bilang kalau paket itu untuk Taufan. Fadil (Taufan) bilang Andara tidak mau langsung memberikan paket itu ke rumah sakit tempat Taufan di rawat karena bisa - bisa mamanya marah. Kamila menawarkan diri untuk mengantarkan paket itu untuk Taufan.
Ana datang ke rumah Edo. Ana menanyakan kabar Cantik yang sudah diimunisasi. Ana mau mengambil Cantik karena disuruh Indy. Ana menghubungi Indy, Indy menanyakan kabar Cantik. Ana bilang Edo mau berbicara dengan Indy. Edo minta agar dirinya dan Indy membuat kesepakatan, Indy bilang dia sudah bosan karena tiap membuat kesepakatan pasti Edo sendiri yang melanggarnya. Indy minta agar Edo mengembalikan si Cantik karena kalau tidak Indy akan menempuh jalur hukum.
Kamila menanyakan cincin pernikahannya pada Fadil (Taufan), Fadil (Taufan) bilang mungkin cincinnya ketinggalan di rumah sakit. Kamila minta tolong agar Fadil (Taufan) jangan sampai lupa menggunakan cincinnya, karena itu sangat berarti. Fadil (Taufan) bilang dia akan mengambil cincinnya kembali. Kamila sangat sedih dan merasa rumah tangganya yang sudah membaik kini renggang kembali.
Taufan menghubungi Fadil dan menanyakan apa cincin pernikahannya ada di Fadil. Fadil mengiyakan dan Taufan sangat senang. Taufan bilang Kamila sangat marah karena cincin itu, Fadil bilang Kamila pasti marah karena cincin itu sangat berarti bagi pernikahan mereka.
Ambar dan Tama datang, Fadil sangat ketakutan akan ketahuan kalau ia memakai cincin. Fadil melepaskannya dan melemparkannya perlahan - lahan. Effendi datang dan minta tolong agar Tama dan Ambar keluar karena Fadil (Taufan) akan diperiksa. Ambar melihat cincin yang ada dibawah, Fadil sangat ketakutan. Ambar sangat marah karena Fadil ceroboh sekali meninggalkan cincin pernikahannya di rumah sakit, Ambar bilang kalau kamila tahu pasti akan marah.
Fadil (Taufan) datang ke rumah sakit dengan terburu - buru, di sana ada Tama dan Ambar. Fadil (Taufan) pamit akan pergi menemui Taufan (Fadil). Ambar bilang pasti Fadil (Taufan) ingin menemui Taufan (Fadil) karena ingin mencari cincin. Ambar memberikan cincinnya pada Fadil (Taufan). Ambar bilang agar Fadil (Taufan) jangan sampai menjatuhkannya lagi. Fadil (Taufan) salah memakaikan cincin ke jarinya sendiri, Tama mengingatkan agar jangan salah memakai karena akan salah artinya. Ambar merasa aneh Fadil (Taufan) bisa sampai dua kali lupa akan cincinnya.
Kamila terus memikirkan tentang Fadil (Taufan) yang lupa memakai cincinnya dan kenapa bisa ketinggalan di rumah sakit, Kamila menenangkan dirinyya sendiri agar jangan curiga pada Fadil (Taufan).
Suster masuk ke ruangan Fadil (Taufan) dan memberikan paket untuk Fadil (Taufan) kepada Kamila. Kamila menerima paket itu dan melihat pengirimnya dari Andara. Andara menghubungi Taufan dan menanyakan apa Taufan sudah menerima paketnya. Taufan bilang dia sedang di jalan dan Taufan bilang dia sangat takut kalau Kamila yang sedang di klinik tahu tentang paket itu dan cemburu. Taufan marah pada Andara, Andara balik marah dengan cara menutup telepon. Taufan sangat kesal.
Fadil (Taufan) datang kembali ke klinik dan berjanji akan terus memakai cincinnya. Kamila senang dan bilang kalau Fadil (Taufan) sampai lupa lagi memakai cincinnya maka dia akan benar - benar marah. Kamila bilang ada kirimin paket dari Andara. Fadil (Taufan) bilang tadi Andara sudah menghubunginya dan bilang kalau paket itu untuk Taufan. Fadil (Taufan) bilang Andara tidak mau langsung memberikan paket itu ke rumah sakit tempat Taufan di rawat karena bisa - bisa mamanya marah. Kamila menawarkan diri untuk mengantarkan paket itu untuk Taufan.
Ana datang ke rumah Edo. Ana menanyakan kabar Cantik yang sudah diimunisasi. Ana mau mengambil Cantik karena disuruh Indy. Ana menghubungi Indy, Indy menanyakan kabar Cantik. Ana bilang Edo mau berbicara dengan Indy. Edo minta agar dirinya dan Indy membuat kesepakatan, Indy bilang dia sudah bosan karena tiap membuat kesepakatan pasti Edo sendiri yang melanggarnya. Indy minta agar Edo mengembalikan si Cantik karena kalau tidak Indy akan menempuh jalur hukum.
0 comments:
Post a Comment