Kirani tak sengaja mendorong Aby, Aby terjatuh ke bawah dan pingsan tak sadarkan diri. Kirani kaget dan dengan takut – takut ia berjalan melewati Aby yang pingsa. Kirani masuk ke dalam bagasi mobil yang terbuka. Davina pemilik mobil itu sedang manruh tas di samping kemudi, kemudian Davina menutup bagasi yang belum sempat di tutupnya setelah menarhu barang. Davina tidak sadar ada Kirani di bagasi itu.
Di dalam bagasi Kirani memikirkan Aisyah dan berpikir bagaimana cara dia keluar. Davina sedang menelepon Karta. Akhirnya kirani mengetuk – ngetuk bagasi dan teriak minta tolong. Davina mendengar suara Kirani dan menghentikan telepon dan sekaligus menepikan mobilnya juga. Davina membuka bagasinya. Dan kaget melihat ada Kirani di dalam.
Davina menanyakan kenapa Kirani bias ada di bagasinya, Kirani bilang dia tadi terpaksa masuk karena untuk bersembunyi dari kejaran orang jahat. Davina mengerti. Kirani juga meminjam HP Davina untuk menghubungi Ayahnya. Setelah itu Kirani pergi dan mengucapkan terima kasih. Davina dan Kirani belum saling mengenal.
Kirani akan kembali ke apartemen itu untuk mencari Aisyah, setelah diberi tahu ayahnya tadi Aisyah datang ke rumah untuk mencari Kirani. Kirani khwatir pada Aisyah.
Aby di temukan oleh petugas keamanan. Petugas keamanan datang ke resepsionis untuk menanyakan apakah ambulans yang di minta sudah datang. Avian yang mendengar hal itu terkejut, apalagi saat petugas keamanan itu bilang ada orang yang terjatuh di lantai tangga darurat. Avian khawatir itu aisyah, tapi mulai tenang saat diberitahu bahwa yang terjatuh itu adalah laki – laki.
Saat itu Aisyah dan Pak Imran datang. Avian sangat senang. Avian menanyakan perihal laki – laki yang mencurigakan itu, Aisyah bilang laki –laki itu adalah mantan pacar kakaknya. Avian juga akhirnya tahu kalau Aisyah punya kakak kandung yang telah terpisah lama. Avian, Pak Imran dan Aisyah akan mencari Kirani.
Kirani datang ke apartemen, dan ia melihat Aby di bawa oleh Ambulans.
Kirani mengetuk kamar Aisyah. Tapi tidak ada jawaban. Sementara itu Aisyah baru naik lift akan ke lantai tempat kamarnya berada, saat itu juga Kirani akan turun dari lift. Karena mengira Aisyah tidak ada. Saat pintu lift terbuka Aisyah dan Kirani sangat senang, karena mereka akhirnya bias bertemu. Aisyah dan Kirani berpelukan dan Pak Imran senang melihat mereka dapat berkumpul kembali.
Setelah bertemu Aisyah, Kirani bilang, dia harus – harus buru – buru pulang karena harus memberikan obat untuk ayahnya. Aisyah menanyakan Pak Herlan sakit apa? Kirani dengan sedih menjawab ayahnya sakit tumor otak dan harus dioperasi.
Pak Imran mendapatkan telepon dan meninggalkan Kirani dan Aisyah. Avian datang dan melihat Kirani dan Aisyah. Aisyah memperkenalkan Kirani sebagai kakaknya. Avian bilang dia pernah bertemu dengan Kirani yang menabraknya sat berjalan, Kirani minta maaf karena saat itu dia terburu – buru ingin bertemu Aisyah. Ketiganya saat senang.
Avian mengantarkan Kirani dan Aisyah ke rumah pak Herlan.
Aisyah dan Kirani salat dan berdoa bersama. Keduanya saling mendoakan.
Rendy mengajak ibunya pergi ke Jakarta untuk menemui Kirani. Ibunya juga berpura – pura senang di depan Rendy, dan bilang dia sudah tidak sabar ingin bertemu dengan Kirani, calon menantunya yang akan memberikan cucu padanya. Rendy sangat senang. Setelah Rendy pergi, Ibu nya bilang dia hanya ingin mendapatkan cucu dari calon istri pilihannya sendiri, bukan dari Kirani calon pilihan Rendy.
Davina menemui Karta. Karta sangat kesal karena Davina datang telat. Davina di tawari untuk menikah dengan Rendy, seorang ahli waris dari kekayaan Pak Yusuf, yang memiliki harta berlimpah. Davina tertarik untuk mengikuti rencana Karta. yang nanti hartanya akan daibagi dua. Meskipun syaratnya Davina harus berpura – pura menjadi orang yang lugu.
Pak Yusuf sedang tidur pulas, lalu ada orang yang mengendap – ngendap. Orang itu menukar obat yang biasa di minum pak Yusuf dan memasukan obat ke air minum yang di sediakan untuk Pak Yusuf di samping tempat tidurnya.
Avian terus memikirkan Eva. Avian menatap foto Ava, dan terbayang kenangan indah saat ia bersama adiknya itu. Avian mendapatkan telepon dari pengacara Aby, bahwa Aby kecelakaan. Avian datang ke Rumah sakit, dan dokter memberi tahu bahwa Aby koma. Pengacara Aby bilang untuk sementara waktu, Avian diminta untuk mengurus perusahaan menggantikan Aby.
Avian sangat kaget, Avian melihat Aby dan ia berjanjia akan menjaga dan menjalankan perusahaan sebaik mungkin sampai Aby bias sembuh.
Rendy menanyakan apakah orang tuanya sudah siap untuk berangkat menemui Kirani. Marlina, ibunya dan Yusuf Ayahnya bilang sudah siap. Saat Pak Yusuf akan berdiri dia mengalami kesakitan dan pingsan. Akhirnya rencana untuk menemui Kirani batal. Marlina meminta maaf karena hal ini terjadi, Rendy bilang tidak apa – apa. Karena kesehatan ayahnya itu lebih penting. Rendy bilang pada Marlina dia akan menyuruh Habib saja untuk mengantarkan uang untuk biaya operasi ayahnya Kirani.
Marlina yang tidak mau Rendy membantu Kirani, dia menyuruh orang untuk mencelakai Habib. Dalam perjalanan menemui Kirani, Habib di tabrak oleh mobil. Awalnya ada dua orang laki – laki yang ingin menolong Habib karena kecelakaan, saat dua orang itu melihat Habib membawa tas yang berisi uang, dua laki – laki itu berubah niat malah mencuri uang Habib yang akan diberikan kepada Kirani.
Kirani meminta agar ayahnya segera di operasi, tapi petugas itu bilang harus ada uang 200juta yang harus di lunasi di awal, kalau ayahnya Kirani ingin segera di operasi. Aisyah menanyakan kepada Kirani kenapa Pak Herlan belum bias di operasi? Kirani bilang dia tidak punya uang, sehingga ayahnya tidak bias dioperasi.
Aisyah berniat akan menjual rumah peninggalan Ibunya di kampong. Kirani tidak setuju, karena itu adalah peninggalan almarhumah ibu Aisyah satu – satunya. Aisyah bilang yang penting Pak Herlan bias sembuh.
Avian mendatangi pihak televisi. Avian berniat ingin menayangkan berita kehilangan adiknya yang bernama Eva di Televisi. Avian memberikan foto Eva ke pihak Televisi.
Avian mendapatkan telepon dari kepolisian, bahwa telah ditemukan mayat seorang perempuan. Avian datang ke kantor polisu untuk melihat mayat itu, Avian membuka penutup mayat itu dan sangat senang. Karena ternyata mayat itu bukan mayat Eva, adiknya yang hilang. Berarti Eva masih hidup.
Aisyah sedang dalam perjalanan pulang ke kampung. Aisyah sangat sedih karena akan menjual rumah itu dan belum bisa menunaikan keinginan ibunya untuk membangun masjid. Aisyah berharap suatu saat nanti, dia bisa kembali membeli tanah yang akan dijualnya.
Aisyah sangat kaget ketika mendapati puing – puing bekas rumahnya, telah diratakan oleh tanah. Karta bilang tanah itu sekarang miliknya, karena Karta bilang dia telah membeli rumah itu dari Lukman. Aisyah bilang Lukman itu orang jahat dan dia tidak pernah menjual rumah dan tanahnya pada Lukman.
Marlina datang, Karta membukakan pintu untuk Marlina. Aisyah masih menanyakan kepada Karta nasib tanahnya. Marlina menanyakan ada masalah apa? Aisyah bilang Karta telah mengambil lahannya tanpa izinnya. Karta bilang dia sudah membelinya dari Lukma. Aisyah bilang dia belum menjualnya, tetapi Aisyah berniat akan menjualnya sekarang untuk biaya operasi ayahnya. Marlina menyuruh Karta menyiapkan surat yang menyatakan tanah itu milik mereka sekarang dan memberikan uang 250jt kepada Aisyah.
Aisyah pergi membawa cek dari Marlina. Karta bilang kenapa Marlina memberikan cek yang banyak pada Aisyah. Marlina bilang uang itu tidak ada artinya dibandingkan dengan proyek yang akan dihasilkan dari tanah itu yang bernilai miliran.
Kirani di rumah sakit, menunggu kedatangan Aisyah dengan gelisah. Akhirnya Aisyah sampai juga. Kirani sangat senang. Aisyah dan Kirani segera mendaftar dan akan melunasi biaya operasi. Saat kirani dan Aisyah datang ke kasir, kasir itu bilang sudah tutup dan agar datang besok pagi saja. Aisyah dan Kirani memaksa dan beralasan harus membayar itu sekarang, karena kalau tidak, tidak aka nada kesempatan untuk ayahnya di operasi. Kasir itu akhirnya menerima uang untuk biaya operasi.
Ayahnya telah di operasi dan dokter bilang operasi Pak Herlan berjalan dengan lancer. Aisyah dan Kirani sangat senang. Kirani sangat berterimakasih kepada Aisyah, karena telah melunasi biaya operasi. Aisyah bilang Pak Herlan itu berarti ayahnya Aisyah juga.
Rendy minta izin ibunya untuk pergi menemui Kirani dan ingin melihat keadaan Pak Herlan, ayah Kirani.
Avian bilang pada Aisyah, dia sudah menyebarkan berita kehilangan Eva, tapi belum ada kabar. Aisyah meminta Avian terus bersabar dan berdoa, agar Eva segera ditemukan.
Rendy mencoba menghubungi Habib, tetapi tidak ada jawaban. Rendy juga heran karena belum mendapatkan kabar apapun dari Habib.
Kirani menemani Pak Herlan yang sedang terbaring sehabis operasi. Pak Herlan sadar, Kirani sangat senang. Kirani berharap agar ayahnya segera pulih.
Aisyah dan Avian makan bersama. Aisyah menanyakan kepada Avian, kenapa makanannya belum di sentuh. Avian bilang dia kepikiran Eva, apakah Eva juga bisa makan. Aisyah bilang dia bias mengerti, bagamana rasanya kehilangan adik kandung.
Avian bilang dia dan Eva bukan saudara kandung. Avian bilang dulu Avian hidup di jalanan, dulu dia bertemu Eva yang akan di culik preman – preman jalanan. Avian menyelamatkan Eva dan mengajaknya tinggal bersama sampai Eva hilang. Dan Avian menganggap Eva sebagai adik kandung, karena Avian dan Eva sama - sama hidup sebatang kara. Avian juga bilang dia dulu tinggal di panti asuhan karena ibunya telah meninggalkannya.
Rendy bertemu Kirani, dan minta maaf karena tidak bisa menemani Kirani saat ayahnya akan operasi. Kirani bilang tidak apa – apa, karena sekarang ayahnya sudah di operasi dan Kirani juga bilang ini berkat Aisyah yang telah menjual tanah dan rumahnya di kampung.
Rendy kaget, karena ia telah menyuruh Habib untuk memberikan uang untuk operasi pada Kirani. Kirani bilang dia tidak bertemu dengan Habib. Rendy tampak bingung.
Avian sedang bersama dengan AIsyah. Avian mendapat telepon dari restoran, yang dulu sering di datangi Eva.
Pak Imran bertemu dengan Aisyah. Pak Imran bilang sepertinya mereka akan sering bertemu lagi, karena tinggal di gedung apartemen yang sama. Pak Imran membawa sebuah kotak, dan Aisyah menanyakan apakah pak Imran ada acara? Pak Imran bilang ini adalah hari ulang tahun putrinya. Pak Imran mengajak Aisyah untuk ikut merayakan ulang tahun putrinya.
Aisyah mengikuti pak Imran ke apartemennya, disana Aisyah melihata ada foto 2 anak kecil. Pak Imran bilang mereka yang di foto itu adalah dua orang putrinya, tetapi mereka telah di culik. Dan pak Imran belum bisa menemukan putri – putrinya yang hilang. Aisyah merasa kisahnya hampir sama dengan putri – putrinya pak Imran yang telah hilang. Karena Aisyah dan kirani tidak diketahui siapa orang tuanya, dan mereka ada yang mengangkat anak dan terpaksa hidup terpisah. Tapi Aisyah tidak mengatakan apa – apa pada pak Imran, Aisyah tidak mau di anggap hanya mengaku – ngaku anak, sebelum ada bukti.
Avian terus memikirkan Eva. Avian mengingat kenangan saat ia sering menggoda adiknya, yang sepertinya sedang jatuh cinta. Eva bilang kakanya itu sok tahu. Avian bilang dia tidak keberatan Eva pacaran, dengan dua syarat. 1. Tidak boleh lebih ganteng dari avian. Mendengar itu Eva tertawa, dan yang ke 2. Pria itu harus bener – bener mencintai Eva, dengan harapan pria itu tidak akan melukai Eva.
Tiba – tiba ada telepon yang menyadarkannya dari kenangan bersama Eva. Telepon itu dari Nusantara Restoran, tempat yang sering dikunjungi Eva. Pegawai Nusantara itu bilang Eva sering datang bersama ABY SYAHPUTRA, dilihat dari seringnya mereka datang dan Aby yang selalu membayar dengan kartu kreditnya.
Pegawai Nusantara Resotoran itu menanyakan Apakah Avian mengenal ABY SYAHPUTRA, Avian bilang ia mengenalnya. Avian bingung, ada hubungan apa antara Aby dan Eva.
Di Apartemennya, Aisyah memikirkan Pak Imran. Aisyah merasa ada ikatan batin antara anak dan ayah keapada pak Imran, meskipun Aisyah sendiri belum pernah merasakan bagaimana rasanya memiliki seorang ayah. Tetapi Aisyah dapat merasakan hal itu.
Sumber: http://www.youtube.com/
0 comments:
Post a Comment