Wednesday, September 22, 2010

Putri Yang Ditukar episode 3

22 September 2010 

Rizky membawa Ihsan ( ga tahu kalau laki – laki tyang ditolog nya sudah sadar namanya menjadi siapa, mungkin bakal hilang ingatan juga) yang terluka ke rumahnya dan merawatnya.

Prabu menemui anak buahnya dan Prabu marah kepada anak buahnya itu kenapa bisa ada orang yang tahu, kalau Ia telah merencanakan pembunuhan terhadap Ihsan. Anak buahnya mencoba membela diri, tetapi Prabu masih tetap marah – marah. Saat itu juga Utari melihat dan mendengar Prabu dan anak buahnya berbicara. Prabu pergi meninggalkan anak buahnya.

Utari mendatangi anak buah Prabu, Utari mengancam akan melaporkan dia dan Prabu ke Polisi, karena telah membunuh Ihsan, suaminya. Anak buah Prabu mengancam balik Utari, kalau Utari macam – macam anak buah Prabu itu akan membunuh Amira. Utari sangat sedih dan dia tidak bias berbuat apa – apa.

Utari berjalan terus dengan berlinang air mata, Utari tidak sadar dia berjalan di rel kereta api. Arman sedang menemani Zahira yang sedang melukis. Saat itu Arman dan Zahira melihat Utari yang sedang berjalan dan mencoba berteriak memanggil – manggil karena ada kereta yang akan melintas. Utari tidak mendengar teriakan Arman dan Zahira, Utari terus berjalan. Zahira berniat menolong Utari, dan Arman pun mengejar Zahira dan Utari. Beruntung Arman dapat menyelamatkan Zahira dan Utari, tepat sebelum kereta melintas. Arman, Zahira dan Utari bergulingan di tanah.

Utari sangat marah melihat Zahira yang telah menolongnya, karena ia ingat pada Prabu yang telah membunuh Ihsan. Utari ingat kalau Zahira pernah datang ke pemakaman Ihsan bersama Prabu dan Aini.

Utari akhirnya pulang ke rumah, saat itu juga Amira datang. Tetapi Utari tidak berani berbicara tentang Prabu yang telah membunuh Ihsan, karena takut terjadi apa – apa pada Amira.

Amira di terima sebagai petugas kebersihan di kampus. Kampus yang sama tempat Meisya, Zahira dan Rizky kuliah.

Zahira melihat kalung hati yang mirip dengan punya milik Zahira ada di tangan Meisya. Zahira bertanya kepada Meisya tentang kalung itu, dan bilang kalung itu sama persis Cuma warnanya saja yang berbeda. Meisya marah, dan bilang tidak mungkin Meisya mencuri kalung itu dan merubah warnanya. Zahira bermaksud tidak menuduh Meisya, hanya bertanya darimana Meisya mendapatkan kalung itu. Meisya bilang kepada Zahira, bukan urusannya untuk tahu urusan kalung ini dan Meisya juga bilang dia terpaksa membawa kalung itu.

Meisya datang menemui Rizky, dan bertanya kenapa Rizky tidak memberitahu kalau Rizky sudah pulang.

Hari pertama masuk kuliah tiba dan Amira sangat senang karena berarti itu hari pertama Aisyah bekerja sebagai petugas kebersihan di kampus itu. Amira terus berjalan, tiba – tiba ada mobil yang berhenti mendadak yang hamper saja menbaraknya. Amira sangat kaget. Rizky yang mengemudikan mobil itu sangat kesal, begitu juga dengan Meisya yang ada di sampingnya. Rizky dan Meisya turun hendak melabrak Amira.

Rizky sangat marah karena ternyata itu Amira yang dulu juga pernah ada kejadian yang sama, Meisya juga kaget. Meisya bilang Amira ini sangat menyebalkan karena dia juga telah merusak laptopnya.

Saat itu Zahira dan Arman melihat keributan dan tanya ada kejadian apa kepada Amira. Meisya sangat kaget karena Zahira mengenal Amira. Zahira juga memanggil Meisya dengan sebutan Kak Meisya tentu saja ini membuat Amira dan Rizky kaget, karena Zahira dan Meisya saling mengenal. Rizky bertanya pada Meisya, siapa Zahira? Meisya bilang Zahira adalah anak dari perempuan yang telah merebut ayahnya, maka pantas saja kalau Zahira bergaul dengan Amira yang di sebut GEMBEL oleh Meisya. (kata – katanya pasti ingat donk, karena sering diputer di RCTI  ) . Zahira tersinggung mendengar hal itu, dan Zahira bilang Meisya boleh saja menghina Zahira tetapi tidak boleh menghina ibunya.

Rizky dan Amira kembali ketemu. Rizky sangat kesal melihat Amira. Amira melihat dompet Rizky yang terjatuh dan berniat untuk mengembalikan ke rumahnya.

Amira mendatangi rumah Rizky yang tahu dari identitas dompetnya. Amira mengetok rumah Rizky, tetapi tidak ada yang membuka pintu. Amira terus mengetuk pintu dan bertanya apa ada orang di dalam. Ihsan yang sudah sadar, dia berusaha bangun, karena mendengar suara Amira. Ihsan berusaha sekuat tenaga berjalan untuk membuka pintu, tetapi tubuh ihsan terlalu lemah dan pingsan tepat saat Ihsan akan membuka pintu. Amira yakin ada orang yang jatuh di dalam.

Rizky datang, dan ia melihat Amira ada di depan rumahnya. Rizky kembali marah – marah. Amira bilang dia hanya ingin mengembalikan dompet Rizky. Rizky bilang pasti Amira mengambil uang dari dompetnya, amira bilang dia tidak sekotor itu. Kalau tidak percaya silahkan Rizky membuka dompetnya.

Rizky masuk dan kaget karena Ihsan pingsan di depan pintu, Rizky dan pembantunya kembali membawa Ihsan ke kamarnya.

Di makam Ihsan, Utari bertemu dengan Wisnu. Utari mengajak Wisnu ke rumahnya. Tidak lama kemudian Amira pulang. Utari memperkenalkan Amira kepada Wisnu. Amira bilang dia sudah pernah bertemuu dengan Wisnu di makam Ihsan. Wisnu tampak dendam sekali kepada Amira. Utari pamit ke belakang dan meninggalkan Wisnu dan Amira. Wisnu bilang dia tidak suka kepada Amira karena Amira memiliki darah pembunuh. Amira sangat tidak mengerti mendengar perkataan Wisnu, karena Wisnu dan Ihsan Ayahnya itu adalah sahabat karib.

Wisnu pergi dari rumah Utari. Amira bilang kenapa sepertinya Wisnu tidak menyukai Amira. Utari hanya bilang mungkin sikap Amira yang telah membuat Wisnu tidak menyukai dirinya.

Rizky sedang menemani Ihsan yang masih pingsan. Ibunya Rizky menyuruh Rizky tidak baik pada orang asing. Rizky bilang Ibu nya tidak perlu dan tidak harus selalu mencampuri urusan Rizky, dan begitu pula Rizky tidak akan mencampuri urusan ibunya. Ibunya marah – marah.

Di kampus Amira melihat Zahira dan berniat akan menanyakan perihal kalung hati. Zahira mengira Amira akan membahas perihal Prabu yang dituduh Amira sebagai pembunuh Ihsan. Amira bilang dia hanya ingin menanyakan perihal kalung hati, apa benar ini milik Zahira. Zahira sangat senang melihat kalung hatinya kembali. Zahira mengatakan memang benar itu kalung miliknya. Amira sangat kaget karena Amira juga memiliki kalung yang sama. Zahira juga kaget.

Meisya melihat dan mendengar Amira dan Zahira sedang berbicara. Meisya merebut kalung milik Zahira juga. Sehingga kalung Zahira dan Amira ada di tangan Meisya. Zahira dan Amira minta kalung itu di kembalikan, tetapi Meisya tidak mau memberikannya. Meisya bilang dia akan membuang salah satu kalung itu, Meisya menyruh memilih kalung yang mana yang sebaiknya di buang. Zahira dan Amira tidak mau Meisya membuang kedua kalung itu.

Meisya bilang dia sangat penasaran dan tidak akan memberikan kalung itu. Meisya penasaran karena kalung itu begitu berari bagi Zahira dan Amira, dan bentuknya juga sama, Cuma warna yang membedakan keduanya. Meisya akan mencari tahu tentang kalung itu, Karena Meisya yakin ada sesuatu di balik kalung itu.

Sumber: RCTI

Related Posts by Categories



Widget by Scrapur

0 comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Read This!!!