Kirani menemui Aisyah. Kirani bercerita kalau tadi ia bertemu dengan Aby.
Aisyah, “ada apa lagi dengan mas Aby?”
Kirani, “ mas Aby bilang kalau dia akan berubah”.
Aisyah, “sebaiknya kakak janga terlalu percaya sama mas Aby.
Kirani heran biasanya Aisyah selalu berpikiran positif tentang orang lain, kenapa Aisyaj jadi lain. Aisyah bilang karena Aby selalu berbuat jahat, sehingga wajar kalau berhati – hati pada Aby. Kirani bilang semua orang bisa berubah, termasuk Aby. Kirani bilang tadi Aby bilang kalau Aby tidak akan berbuat jahat lagi pada Rendy dan akan membiarkan Rendy menikah dengan Kirani.
Aisyah lalu mengingat perjanjiannya dengan Aby. Aisyah yakin kalau Aby berbuat baik pada Kirani dan Rendy karena Aisyah bersedia menikah dengan Aby. Aisyah sangat sedih tapi ia harus tetap menepati perjanjiannya dengan Aby. Kareba bagaimanapun kebahagiaan Kirani itu sangat penting.
Aisyah bertemu dengan Pak Imran. Pak Imran mengajak Aisyah ke kamarnya karena akan mengenalkannya pada seseorang. Pak Imran mengetuk pintu, lalu Eva membukanya. Eva dan Aisyah kaget karena bertemu kembali.
Pak Imran sangat senang karena Eva dan Aisyah sudah pernah saling bertemu. Pak Imran akan mengenalkan Eva, tetapi Eva langsung memperkenalkan dirinya sebagai Ririn. (pada pertemuan pertama Eva mengaku sebagai Ririn pada Aisyah). Eva bilang dia pernah bertemu Aisyah di koridor, karena Aisyah menolong dirinya yang hampir terjatuh. Pak Imran lalu bilang, kalau Ririn ini adalah keponkannya. Aisyah senang karena ia bisa bertemu kembali dengan Ririn yang kebetulan keponakan pak Imran.
Aisyah akan kembali ke kamarnya di jalan ia bertemu dengan Aby.
Aisyah: “mas Aby?”.
Aby: “Ya, siapa lagi.
Aisyah: “mas Aby, saya mohon jangan cari masalah. Saya ga punya waktu untuk meladeni mas Aby”.
Aby: “kamu jangan begitu, saya ini adalah calon suami kamu. Atau jangan – jangan kamu akan mengingkari perjanjian kita ya?”
Aisyah: “saya tidak akan mengingkari perjanjian, tetapi saya ingatkan sekali lagi, janga pernah ganggu Kak Kirani karena sebentar lagi Kak Kirani akan segera menikah.
Aby tampak kesal mendengar Aisyah berkata seperti itu, lalu Aisyah pergi meninggalkan Aby.
Pak Imran dan Eva sedang berbicara. Eva bilang kalau Aisyah adalah orang yang ia ceritakan yang sedang dekat dengan kakaknya.
Pak Imran: “jadi laki – laki yang dekat dengan Aisyah itu kakak kamu”.
Eva: “iya, kok papah tahu?”.
Pak Imran: “iya, dulu papah pernah bertemu dia. Saat menolong Aisyah untuk bertemu dengan kakak kandungnya”.
Aby sedang berbicara dengan pengurus apartemen, “kamu tuh bisa kerja ga sih”. Lalu Aby melihat Eva yang sedang berjalan menggunakan tongkat. Aby bilang ke pengurus apartemen itu, lain kali bicara lagi.
Aby pulang, lalu ia mencari – cari foto Eva di rumahnya. Aby tidak bisa menemukan satu pun foto Eva, karena Aby telah membakar semuanya. Lalu ia ingat, kalau Avian mengatakan kalau Eva itu adalah adiknya. Aby berkata dalam hati, ini adalah masalah kecil yang gampang di atasi.
Avian akan pergi, ia sedang mengunci rumahnya. Tiba – tiba Aby datang.
Aby: “Vian!”
Avian: “pak Aby”
Aby: “duh jadi ga enak, saya ganggu kamu, siang, malem.”
Avian: “ga kenapa – kenapa. Ada apa pak?”
Aby: “begini, saya ingin baca ulang, report yang tadi kita bahas”
Avian: “Oh, ada di dalam. Mau saya bawain supaya bapak bawa pulang atau mau dibahas di dalam?”
Aby: “kalau bisa sih dibahas dirumah kamu, itu juga kalau ga merepotkan kamu”.
Avian: “oh enggak, ayo masuk pak”.
Avian dan Aby masuk ke dalam rumah. Avian pamit untuk mengambil dokumen yang Aby minta, smentara itu Aby mencari – cari foto Eva. Aby berhasil mengambil foto Eva, Avian datang membawa file dokumen itu.
Aby memberikan foto Eva, dan menawarkan uang yang banyak bagi siapa saja yang bisa menemukan wanita dalam foto itu.
Avian sedang tertidur. Tiba – tiba foto Eva jatuh dan pecah. Avian berharap Eva segera pulang, karena ia sangat rindu kepadanya.
Avian mendapatkan telepon. Eva Cuma sanggup mengatakan “hallo”. Lalu ia menangis dan menutup telepon itu. Avian mencoba menelepon Eva kembali, dan yang mengangkatnya adalah penjaga wartel. Avian minta berbicara dengan perempuan yang tadi menelepon dengan dirinya, penjaga wartel itu bilang perempuan itu tidak mau menerima teleponnya dan sudah pergi dengan seorang bapak – bapak. Avian khawatir saat mendengar Eva diantar oleh seorang bapak – bapak. Avian bilang kepada penjaga wartel itu agar mengikuti kemanapun perempuan tadi pergi dan Avian bilang dia akan memberikan imbalan yang banyak. Dan Avian minta dihubungi kalau penjaga wartel itu sudah menemukan Eva.
Avian mendapat kabar dar penjaga wartel itu. Kalau perempuan yang dicarinya masuk ke dalam apartemen Anggrek Residence.
Eva dan Pak Imran masuk. Orang suruhan Aby melihatnya lalu ia memberi tahu Aby kalau perempuan yang di carinya bersama orang yang tinggal di apartemen itu.
Orang suruhan Aby tak sengaja menjatuhkan foto Eva yang diberikan Aby.
Avian menelepon Aisyah dan bilang kalau adiknya tinggal di apartemen yang sama dengan Aisyah. Aisyah dan Eva janjian bertemu di lobby untuk bersama – sama mencari Eva.
Aby juga dalam perjalanan akan mendatangi Eva.
Ada perempuan lewat, ia melihat foto yang terjatuh lalu mengembalikannya kepada meja resepsionis.
Avian: “Aisyah. Tadi eva berada disini 30 menit yang lalu”.
Aisyah: “ya sudah kita tanya resepsionis saja”.
Aisyah dan Avian mendatangi resepsionis. Belum Avian bertanya, ia melihat foto Eva. Avian bilang kalo yang ada dalam foto itu adalah adiknya. Aisyah bilang itu adalah Ririn. Avian kaget, karena itu adalah adiknya.
Aisyah bilang kalau ia mengenal perempuan itu sebagai Ririn, keponakannya pak Imran.
Avian bertanya,” siapa itu pak Imran?”.
Aisyah: “pak Imran adalah laki – laki yang tinggal di apartemen dan mengenalnya”.
Aisyah menawarkan Avian untuk di antar menemui pak Imran di kamarnya. Avian menyetujuinya.
Avian dan Aisyah mendatangi Pak Imran.
Aisyah: “maaf pak Imran. Saya ingin menanyakan siapa sebenarnya Ririn? Apa dia keponakan langsung pak Imran atau?”
Pak Imran: “dia itu Eva”.
Avian: “apa?”
Avian bilang dia harus menemui Eva, karena Avian sangat kehilangan. Pak Imran melarang, karena waktunya belum tepat. Avian memaksa, karena sakit sekalu rasanya kehilangan. Pak Imran juga bilang dia juga pernah kehilangan dua putrinya, dan setelah bertemu dengan Eva ia mersakan kehadiran seorang putri di rumahnya. Akhirnya pak Imran membiarkan Avian untuk bertemu dengan Eva.
Avian masuk ke kamar Eva.
Avian: “kenapa kamu tega tinggalin kakak sendirian va? Kamu ga pikiran apa yang terjadi pada kakak? Jawab va!”
Eva: “aku gam au kakak melihat aku seperti ini”
Eva menangis dan membalikan badannya.
Avian kaget melihatnya.
Avian: “apa yang terjadi sama kamu? Kamu kenapa?”
Eva: “aku kecelakaan kak. Aku minta maaf kalau selama ini aku merepotkan kakak, aku tahu aku selalu menyusahkan kakak”.
Avian : “kamu jangan seperti itu, ini kakak. Kita pulang sama – sama ya?”.
Eva: “aku ga bisa kak, aku ga bisa tinggalin papah.”
Avian kaget mendengar kata “papah”. Eva bilang pak Imran lah yang sekarang dipanggilnya papah. Karena pak Imran lah yang telah menolongnya. Kalau tidak ada pak Imran mungkin sekarang Eva telah mati, eva bilang ke Avian tidak adil rasanya kalau Eva meninggalkan Pak Imran sendiri. Sedangkan selama ini pak Imran lah yang ada disisinya saat Eva sakit.
Eva mengizinkan Eva untuk tinggal bersama pak Imran.
Pak Imran bilang kalau ia sangat sedih dan senang. Ia sedih, karena Eva akan pulang bersama kakaknya, tetapi ia sedih, karena selama ia merawat Eva, ia merasakan telah menemukan putrinya yang hilang. Pak Imran bilang kalau Eva tidak ada pak Imran akan kesepian. Aisyah bilang pak Imran tidak akan kesepian, karena Aisyah akan selalu ada buat pak Imran. Pak Imran sangat senang, karena telah mengganggap Aisyah juga sebagai putrinya.
Eva memeluk pak Imran dan bilang terimakasih karena telah merawat Eva. Pak Imran juga bilang terimaksih karena Eva telah hadir dalam kehidupannya. Pak Imran bilang akan membantu Eva berkemas, tetapi Eva bilang tidak usah.
Eva: “pak Imran, apakah boleh saya tinggal di sini.
Pak Imran sangat senang dan berkata: “tentu saja boleh”.
Semuanya sangat senang.
Lalu Eva berkata, :Aisyah sepertinya kita harus kenalan kembali”.
Eva mengulurkan tangannya: “Eva”
Aisyah menyambutnya: “Aisyah”.
Eva bilang dia sangat penasaran dengan Aisyah, karena perempuan seperti apa yang bisa mendapatkan hati kakaknya. Eva yakin sekali kalau Aisyah adalah pacar kakaknya. Tetapi Aisyah bilang, dia hanya bawahan kakaknya di kantor. Avian dan Aisyah tampak tersipu malu. Eva berterimakasih kepada Aisyah, karena telah menemani kakaknya selama dirinya tidak ada. Aisyah berkata sama – sama, karena Avian juga sangat membantu Aisyah.
Aisyah dan Avian akan pergi. Tiba – tiba Eva memanggil Avian.
Eva: “kak”.
Avian berbalik lalu memeluk Eva dengan sayang.
Aisyah dan Avian sedang berjalan lalu mereka bertemu dengan Aby. Aisyah tampak tidak senang.
Aby: “ayo ngapain kalian”.
Avian: “oh, tadi kami habis bertemu dengan adik saya pak, Eva”.
Aby: “Eva, Eva adik kamu yang hilang itu ya”
Aby mengucapkan selamat, Avian bilang terimakasih.
Aby mengajak Avian untuk ngopi bareng, Avian diam saja dan Aby bilang juga Aisyah boleh ikut. Avian bilang dia tidak bisa karena besok ada meeting. Aisyah juga bilang dia sebaiknya tinggal di kamar saja.
Avian pamit pergi pada Aby. Aby mempersilahkan. Lalu Aisyah juga akan pergi, tapi tiba – tiba Aby menarik dan memegang tangan Aisyah.
Aby: “kamu mau kemana?”
Aisyah: “maaf pak saya harus pergi”.
Aby: “Avian boleh pergi, tetapi kamu hukumnya wajib menemani saya”.
Pak Imran mendapatkan telepon. Pak Imran pamit pada Eva Karena ia akan keluar sebentar. Eva sedang sendirian, lalu bel berbunyi. Eva membuka pintu dan begitu kaget ketika melihat Aby yang ada di depannya.
Aby tertawa senang. Eva sangat ketakutan dan Aby mencekik lehernya. Eva teriak minta tolong.
0 comments:
Post a Comment