Thursday, September 30, 2010

Putri Yang Ditukar episode 6

Prabu pergi dan dan Wisnu melempari Prabu. Prabu menarik dan akan menyiksa Amira karena mengira Amiralah yang melempar dirinya. Wisnu sangat senang melihat Prabu menyiksa anaknya Amira, darah dagingnya sendiri. Utari berlutut memohon – mohon agar Prabu melepaskan Amira. Prabu pergi. Amira bilang ibunya tidak perlu berlutut di depan Prabu seperti itu. Utari bilang dia hanya tidak ingin melihat Amira tersiksa. Utari dan Amira menangis dan berpelukan. Wisnu tampak tidak senang melihat Utari dan Amira saling melindungi.

Ihsan, “ibu Leny! maaf, saya hanya agak cagung menyebut nama kamu dengan sebutan ibu”.

Leny, “ya, panggil Leny saja seperti biasa, maaf saya juga segera harus pergi”.

Leny tampak ingin segeran pergi meninggalkan Ihsan.

Ihsan, “nama saya siapa?”

Leny, “nama kamu Rusli”.

Leny pergi meninggalkan Ihsan, Leny berdoa supaya Rizky tidak marah, karena Leny memberikan nama ayah kandungnya pada Ihsan.

Zahira sedang membayar makanan, Rizky mengambil makanan milik Zahira.

Zahira, “itu kan makanan aku”

Rizky, “sudah tahu”.

Rizky membawa makanan Zahira ke meja dan mengajaknya duduk bersama. “sudah tahu tangan kamu sakit, masih saja kamu memilih makanan yang susah”.

Risky membantu Zahira membuka telur asin, Zahira sangat tidak percaya Rizky dapat berbuat baik. Zahira bilang apa Rizky punya saudara kembar? Risky bilang dia hanya ingin berbuat baik pada Zahira, karena orang tuanya berteman baik, tidak sepantasnya kalau mereka terus – terusan bertengkar.

Prabu sedang berbincang dengan Leny. Prabu melihat Ihsan keluar dari rumah Leny dan naik mobil. Leny melihat Prabu yang melihat Ihsan. Leny berpikir mungkin ihsan akan pergi jalan-jalan, Leny mengurungkan niatnya untuk memanggil Ihsan, karena nanti Prabu malah akan bertanya – tanya.

Prabu akan segera pergi. Leny curiga Prabu mengenal Ihsan karena Prabu seperti akan mengikuti Ihsan. Leny takut kalau Prabu mengenal Ihsan, rahasianya akan terbongkar. Leny segera mencegah Prabu pergi dengan bilang ada dokumen yang harus ditandatangani oleh Prabu.

Prabu menanyakan pada Leny, laki – laki yang barusan pergi dari rumahnya. Leny bilang dia itu adalah mantan suaminya, yang baru mengalami kecelakaan dan sekarang tinggal bersama Leny. Prabu bilang sepertinya dia pernah mengenalnya. Leny sangat takut rahasianya akan terbongkar.

Utari sedang berjualan, tetapi satpam mengusir Utari. Dan satpam itu membuat dagangan Utari berantakan.

Zahira dan Arman melihat Utari, lalu berniat menolongnya. Utari malah mengusir Zahira, karena Utari tidak mau dibantu oleh anak orang yang telah membunuh suaminya. Zahira bilang, Utari jangan pernha bilang kalau ayahnya itu pembunuh. Utari bilang Zahira jangan coba – coba membela Prabu.

Utari akan memukul Zahira, tetapi Arman melindungi Zahira. Dan saat itu Arman bilang, Utari jangan pernah menampar Zahira. Utari bilang dia adalah anak Prabu. Arman jadi bertanya – tanya sebenarnya Wisnu itu hubungannya apa dengan ibunya Amira. Zahira juga ingat kalau Wisnu juga mengenal ibunya, yaitu Aini. Wisnu bilang kepada Utari kalau benci pada Prabu jangan juga membenci anaknya, karena Zahira tidak tahu apa – apa.

Ihsan menanyakan kepada pembantu Leny. Bagaimana dia bisa mengalami kecelakaan dan bagaimana Ia bisa sampai di rumah mantan istrinya. Pembantu rumah itu malah takut kalau salah bicara dan pergi meninggalkan Ihsan. Ihsan curiga, sepertinya ada yang salah dengan dirinya karena semua orang di rumah itu tampak menyembunyikan identitas dirinya.

Ihsan membuka lemari dan ia menemukan baju kaos, yang yakin itu adalah miliknya. Di kaos itu ada tulisan “AYAH JELEK”. Ihsan mencoba mengingat siapa yang menulisnya, tetap Ihsan tidak mampu mengingat.
Di waktu yang sama Amira juga meliha saputangan yang bertuliskan “AMIRA JELEK”. Amira baru sadar kalau saputangan itu milik ibu Aini.

Rizky datang dan kaget melihat Ihsan yang kesakitan.

Ihsan, “tolong katakana, siapa saya sebenarnya. Apa kamu benar – benar anak saya?”

Rizky, “iya”.

Ihsan, “itu tidak mungkin. Kamu ga bohong kan?”

Rizky, “enggak”.

Ihsan samar – samar mengingat gerakan tangan yang dulu sering dimainkan bersama Amira. Ihsan mencoba mempraktekannya, Rizku mencoba membalas gerakan tangan Ihsa. Lalu Ihsan bilang, bukan seperti itu. Bukan kamu yang ada dalam ingatannya.

Risky lalu bilang, mungkin yang ada dalam ingatannya adalah anaknya. Risky tidak tega melihat Ihsan yang penasaran akan jati dirinya. Risky akhirnya akan memberitahukan semua kebenaran. Tetapi Leny langsung mencegahnya.

Ihsan menanyakan siapa sebenarnya dirinya. Leny bilang, mungkin karena mereka sudah berrcerai cukup lama dan selama itu pula Ihsan tidak pernah bertemu Rizky. Jadi mungkin ingatan Ihsan tentang Rizky telah hilang. Ihsan bingung, sepertinya tidak begitu.

Leny bilang pada Rizky, jangan coba – coba membongkar rahasianya. Karena tadi Prabu datang dan bilang ia seperti mengenal Ihsan. Leny bilang kalau Ihsan memberitahu kalau Rizky yang bikin Zahira celaka, Prabu bisa marah. Risky marah dan bilang dia ingin bertemu dengan ayah kandungnya. Leny bilang Rizky harus bikin Ihsan percaya kalau Rizky adalah benar – benar anaknya, baru Leny akan mempertemukan Rizky dengan Ayah kandungnya.

Amira mengembalikan saputangan kepada Aini. Amira minta maaf karena saputangannya ada tulisannya. Amira bilang kalau yang menulisnya itu adalah ayahnya waktu masih hidup. Aini melihat tulisan itu dan Aini langsung sedih mengingat Ihsan yang dulu sangat dicintainya.

Aini memeluk Amira. Selena dan Meisya heran melihat hal itu. Zahira dan Arman juga melihat hal itu.

Zahira, “mama”.

Arman hanya memperhatikan semuanya.

Aini, “zahira, kamu sudah pulang sayang”.

Selena langsung memperkeruh suasana. Selena bilang kok Aini bisa akrab banget dengan Zahira, seperti anak dan ibu kandung. Selena memanas – manasi Zahira, kok Zahira bisa diam saja melihat semuanya.

Zahira bilang dia tidak keberatan, karena Amira itu gadis yang baik, mungkin mama nya simpati terhadap keadaan Amira. Meisya bilang, Zahira jangan munafik.

Selena bilang kalau ayah Amira dan ibunya Zahira dulunya ada sepasang kekasih yang saling mencintai. Zahira dan Amira sangat kaget mendengar hal itu. Selena bilang pada Zahira, kalau Aini itu tampangnya saja baik tetapi kelakuannya itu sangat buruk, karena Aini lebih memilih menikah dengan Prabu karena harta.

Selena bilang, tidak heran kalau Aini lebih menyayangi Amira. Karena Amira itu adalah anak dari laki – laki yang dicintainya, sedangkan Zahira adalah anak yang dilahirkannya terpaksa.

Zahira pergi, Aini mengejarnya. Zahira bilang sangat sedih karena mamahnya tidak pernah menginginkannya dan dilahirkan karena terpaksa. Aini mengakui kalau dulu ia memang mencintai ayahnya Amira, tetapi Zahira adalah buah cintanya dengan Prabu, ayahnya Zahira. Aini juga bilang kalau missal Aini dapat kembali memutar waktu dan Aini bisa menukar Zahira dengan Ihsan, Aini bilang dia tidak akan pernah menukar Zahira karena Zahira adalah anugeran buat Aini. Zahira sangat sedih dan senang mendengar hal itu.

Amira melihat dan mendengar semuanya. Amira bilang wajar kalau Zahira menganggap Amira saingan, Amira akhirnya pergi meninggalkan mereka.

Risky melempar kaleng minuman dan mengenai amira. Amira balas melemparkan minuman itu ke Rizky. Risky mendatangi Amira dan menyuruh Amira membersihkan jok mobilnya yang kotor. Amira membersihkan Jok mobil Rizky, saat itu Rizky melihat ayahnya naik angkot.

Rizky segera membawa Amira mengejar angkot itu. Ayahnya Rizky turun dari angkot, Rizky langsung menghentikan mobilnya dan segera turun. Risky mengejar ayahnya yang berjalan ke perkampungan. Amira mengejar Rizky dari belakang. Risky kehilangan jejak, Karen Rizky melihat ayahnya itu telah pergi naik ojek.

Rizky sangat sedih karena ia hamper bisa bertemu dengan ayahnya, Amira dapat menyusul Rizky, Amira bilang kalau Rizky terus berusaha pasti ia bisa bertemu dengan ayahnya. Amira juga bilang Rizky beruntung, karena ayahnya masih hidup dan dapat di cari. Amira bilang dia telah kehilangan ayahnya untuk selamanya, karena ayahnya telah meninggal. Rizky turut sedih mendengar cerita Amira.

Ihsan mendatangi rumah Utari. Ihsan bilang sepertinya ia merasa mempunyai ikatan yang kuat dengan rumah ini. Ihsan berpikir mungkin yang punya rumah tahu sesuatu tentang dirinya. Ihsan mencoba mengetuk pintu, tetapi tidak ada jawaban.

Amira melihat dari kejauhan sepertinya ada yang datang ke rumahnya. Amira ditabrak oleh orang yang mengenadaria sepeda, lalu Amira membantu orang itu berdiri.

Ihsan pergi meninggalkan rumah itu setelah memastikan tidak orang di rumah itu. Amira tidak sempat melihat wajah orang yang mengetuk rumahnya.

Related Posts by Categories



Widget by Scrapur

0 comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Read This!!!