Sinopsis Putri Yang Ditukar episode 135 dan 136
Meisya bilang pada Arman dan yang lainnya kalau pestanya lebih meriah dari pada pesta ulang tahun Zahira. Meisya pergi tapi dia kesal karena Arman tidak mengikutinya. Arman masih bersama Amira. Meisya memanggil Arman dan Amira mengikutinya juga. Zahira ditinggalkan dan Rizky bilang agar Zahira tenang karena di pesta Meisya, Zahira adalah pasangannya.
Aini bilang ke Surti kalau Amira dan Zahira tertukar. Itu diketahui dari cetakan kaki Zahira saat bayi. Surti terkejut. Aini minta tolong agar Surti merahasiakan hal itu, karena tidak mau menyakiti Zahira dan Aini tidak bisa membayangkan reaksi Prabu, jika tahu yang sebenarnya.
Meisya minta pada Arman agar jangan mempermalukan dirinya. Tiba - tiba lampu gelap. Pas lampu menyala Arman bersama Zahira. Rizky bersama Amira. Meisya marah karena laki - laki yang di depannya bukan Arman. Laki - laki itu pergi, Meisya menahannya karena dia tidak punya pasangan.
Meisya sedih karena Arman bersama Zahira. Meisya tidak mungkin merebut Arman dari Zahira, karen bisa - bisa Meisya di permalukan.
Meisya mengakhiri dansanya dengan laki - laki itu, karena sebenarnya dari dalam hatinya Meisya ingin dansa dengan Arman.
Selena senang karena bisa datang ke pesta Meisya hanya berdua saja dengan Prabu. Selena sangat senang Aini sakit.
Prabu dan Selena berdansa, tapi perhatian Prabu tak lepas dari Amira yang berdansa dengan Rizky. Prabu mengajak Amira berdansa, dan menyuruh Rizky berdansa dengan Selena.
Prabu membawa Amira pergi. Rizky tampak kesal dan bilang Prabu itu genit. Selena marah karena Rizky menghina suaminya. Rizky mengajak Selena berdansa, Selena bilang lebih baik dansa sama pohon dari pada sama Rizky.
Prabu bertanya pada Amira bagaimana jika Amira dan Zahira itu tertukar? Amira bilang itu tidak mungkin. Amira pamit karena dua hari lagi dia dan keluarganya akan pindah ke luar kota. Prabu bilang Amira jangan pergi. Amira bilang dia harus tetap pergi karen kemanapun orang tuanya pergi Amira akan mengikutinya. Prabu bilang Amira memang benar, tapi Prabu masih berat hati melepas Amira.
Prabu mengajak Amira pergi ke suatu tempat.
Surti berniat akan mencari tahu tentang kebenaran kalau Amira dan Zahira tertukar.
Utari sedih karena akan pergi ke luar kota dan meninggalkan Zahira. Utari bertekad dia harus pamit pada Zahira. Utari pamit pada Ihsan akan keluar sebentar. Ihsan mengikuti Utari, karena takut terjadi apa - apa pada Utari.
Surti memberi tahu Wisnu kalau Aini sedih karena Amira dan Zahira tertukar. Surti mendatangi Wisnu untuk mencari tahu yang sebenarnya. Wisnu bilang itu tidak mungkin, itu hanya halusinasi Aini saja karena Aini sedang stres. Surti berpikir kata - kata Wisnu ada benarnya juga. Wisnu sangat kesal karena Aini dan Surti sudah tahu rahasianya.
Arman dan Zahira sedang dansa. Rizky datang. Arman bilang Zahira harus pergi bersama Rizky. Zahira tidak mau, dan bilang dia ingin bersama Arman.
Prabu bersama Amira naik mobil bak malam - malam. Prabu mengenang saat menemani Amira mencari Utari. Amira juga ingat. Prabu memeluk Amira.
Prabu akan mencari tahu kenapa Ihsan mendadak akan pidah ke luar kota? Prabu juga akan mencari tahu tentang kemungkinan Zahira dan Amira tertukar.
Arman sedang bersama Zahira. Utari memanggil Zahira dan memeluk Zahira. Utari menangis pamitan pada Zahira karena akan pindah ke luar kota. Zahira kaget. Utari bilang dia berharap Zahira adalah anak kandungnya.
Ihsan marah melihat Utari yang sedang berpelukan dengan Zahira. Zahira marah pada Ihsan karena mendadak pergi dan tidak bilang padanya? Ihsan bilang dia tidak perlu minta izin Zahira. Zahira bilang setidaknya kalau tahu dari awal, Zahira akan mempersiapkan diri berpisah dengan Utari.
Zahira minta agar Ihsan dan keluarganya jangan pindah. Ihsan bilang ini semua demi kebaikan semuanya. Ihsan membawa Utari pergi. Zahira sangat sedih dan Arman menenangkan Zahira.
Zahira sedih, Prabu datang dan bertanya kenapa? Zahira bilang dia sangat sedih karena keluarga Amira akan pindah ke luar kota. Prabu mengerti dan minta tolong agar Zahira jangan memberi tahu hal ini pada Aini.
0 comments:
Post a Comment